Kamis, 12 Maret 2009

A. Teknologi dan Sains

Jika kita berbicara mengenai teknologi, maka secara otomatis akan menyeret kita kepada tataran sains / ilmu pengetahuan, sebab sains dan teknologi merupakan dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan, sains yang merupakan sumber teknologi dapat memberikan kemungkinan bagi munculnya sebuah teknologi baru dan begitu juga sebaliknya, Teknologi yang merupakan penerapan sains dapat menghasilkan peralatan yang lebih canggih yang memberikan peluang bagi sains untuk berkembang lebih pesat. Teknologi dan sains saling mengumpani dan mereka saling menyuburkan pertumbuhan masing-masing. Hal ini dapat dihayati di negara-negara yang sudah begitu pesat. Suatu bangsa yang mencoba menguasai teknologi tanpa dukungan dari ilmu pengetahuan dapat diibaratkan seperti burung yang berhayal untuk terbang dengan satu sayap. Hal ini dapat dilihat di banyak negara yang sedang dalam fase perkembangan.
Sebagai umat islam, mari kita sejenak mengingat lemnbaran-lembaran kelam sejarah yang terjadi pada abad ke 13, dimana pada waktu tersebut umat islam mulai melepas kegiatannya dibidang pengetahuan dan teknologi, setelah berjaya dalam memonopoli sains dan teknologi secara kurang lebih 5 abad. Kita umat islam secara perlahan ternyata telah memberikan pelita ilmu itu kepada bangsa barat yang akhirnya berimplikasi kepada semakin rapuhnya kekuatan islam yang tak ayal lagi mengakibatkan ketidakberdayaan islam didalam membendung usaha-usaha ekspansi Eropa diabad ke 17. sebenarnya usaha untuk kembali mengembangkan teknologi sudah digalakkan , contohnya oleh kesultanan Turki yang berusaha keras dalam mengembangkan teknologi untuk menandingi persenjataan barat. Hanya sayang, usaha-usaha yang diidam-idamkan itu tidak disertai denga dukungan sains yang sepadan, hingga dapat dipastikan bahwa usaha ini akan mengalami kegagalan, sebab tanpa sains teknologi adalah sesuatu yang tidak bersumber dan merupaka teknologi yang cepat usang sebab teknologi itu mandeg karena tidak diumpani dengan ide-ide yang baru. Berbeda dengan teknologi barat yang didukung oleh sains yang hidup yang akan selalu berkembang dan memperbaiki diri.

B. Teknologi dan Sains di Indonesia.

Sekarang secara khusus mari kita bahas tentang dampak teknologi terhadap pendidikan ( pelajar ) di negeri kita sendiri yakni Indonesia.
Jikalau kita meneliti secara cermat, kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia belakangan ini menunjukkan indikasi gradasi dalam menjalankan fungsi sosialnya, khususnya yang sering terlihat kasat mata seperti tawuran para pelajar dan berbagai tindak asusila lainnya menunjukkan masih dipertanyakannya tingkat keberhasilan institusi pendidikan yang ada pada saat ini. Sebagai konsekwensinya dapat dimaklumi jika laporan yang datangnya dari Human Development Index ( HDI ) mempublikasikan bahwa kualitas pendidikan bangsa kita saat ini masih berada pada peringkat ke 109 dari 173 negara didunia bahkan berada satu strip dibawah Vietnam yang berhasil menempati peringkat ke 108.

C. Kecenderungan baru

menurut Richard Crawford salah seorang pakar kenamaan abad ini disebut sebagai Era Of Human Capital, yaitu suatu masa yang perkembangan ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat terutama didalam bidang teknologi telekomunikasi. Perkembangan yang sangat pesat ini menyebabkan semakin derasnya arus informasi dasn terbukanya pasar internasional yang berdampak kepada seluruh aspek kehidupan manusia. Menurutnya ( Richard Crawford ) didalam transformasi besar-besaran yang terjadi pada abad 21 ini, Human Capital merupakan pusat perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri ( Inddustrial Society ) dan kemudian menjadi masyarakat ilmu ( Knowledge Society ).
Sebagai tuntutan atas menguatnya ledakan informasi dan teknologi yang menandai masyarakat modern, lembaga pendidikan dimasa global dalam penyelenggaran fungsinya harus mampu mengajarkan bagaiamana dapat memperoleh informasi dan mengolah informasi tersebut kepada peserta didik. Dan hal yang paling krusial didalam masalah ini adalah bagaimana baiknya sebuah metode pengajaran.
Tentang metode pengajaran hingga kini sumber utama informasi bagi murid / mahasiswa adalah guru/dosen. Diyakini keadaan ini tidak dapat dipertahankan dimasa depan. Seyogyanya seorang pelajar entah itu siswa maupun mahasiswa harus memanfaatkan media-media yang ada baik cetak maupun elektronik untuk menggali informasi- informasi penting sebagai sarana untuk pengisian ( penyampaian ) keilmuan kepada mereka ( Transformation of sains ). Dan tugas seorang pendidik adalah mengajarkan bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah informasi yang dikumpulkan. Sebab hanya informasi yang diolah dengan baik akan menghasilkan pengetahuan ( knowledge ) dan hanya informasi yag diolah dengan baik yang akan menghasilkan kearifan ( Wisedom ).

D. Dampak Positiv Negativ Teknologi.

Abad 21 adalah era baru dimana ekonomi global dan informasi merupakan bagian mutlak dari kehidupan sehari-hari. Daya magnetisnya mampu memperbesar emosi, mempercepat perubahan dan meningkatkan kesadaran kita untuk selalu mengoreksi diri.
Berbicara globalisasi secara implisit kita berbicara tentang perkembangan suatu pola pemikiran, kebudayaan bahkan sebuah peradaban yang berjalan diatas ruang dan waktu menuju muara era global yang diwarnai dengan perkembangan informasi dan kemajuan teknologi oleh sebagian khalayak diasumsikan telah banyak memberikan kemudahan didalam mengarungi kehidupan. Hal ini secara sekilas bisa dibenarkan karena yang awalnya pada masa pra modern , jika masyarakat membutuhkan pengetahuan luar maka harus melakukan perpindahan tempat dari dalam negeri ke luar negeri. Namun saat ini tidak lagi harus bersusah payah berpindah tempat melainkan hanya duduk santai didepan internet untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan, itu adalah dampak positifnya. Tapi dampak negativnya juga tidak kalah hebatnya , cukup dengan internet kita juga bisa mengakses suatu hal yang berbau porno dengan mudah.
Secara positiv perkembangan global dapat dicirikan dalam berbagai hal diantaranya : pertama, terjadinya pergeseran dari konflik ideologi kearah persaingan bisnis. Kedua, hubungan antara negara-negara berubah dari sifat ketergantungan ( dependency ) kearah saling bergantung ( interpendency ). ketiga, batas-batas geografis hampir tidak lagi menjadi sesuatu yang berarti secara operasional. Tetapi dampak negativ dari perkembangan global juga tidak kalah hebatnya dari dampak positivnya. Dalam paradigma yang kritis yang berangkat dari rasa Prejudice/kecurigaan terhadap sebuah obyek, modernitas dengan kendaraan globalismenya diasumsikan sebagai sebuah gerakan yang menggiring masyarakat kedalam dunia pencitraan dan mengkontrol manusia kedalam satu kekuatan mekanik. Menurut Herben Marcus, modernitas hanya akan mencetak kader-kader berada pada dimensi mekanik atau dengan kata lain masyarakat modern adalah manusia satu dimensi. Proses ini sengaja dilakukan oleh kaum modernis untuk membawa manusia kealam bawah sadarnya dalam melakukan aktivitas kehidupan, sehingga unsur-unsur organik yang menjadi karakter khas manusia secara bertahap akan mengalami kelumpuhan. Dan pada saat inilah keum modernis dengan sangat mudahnya akan mengendalikan kita. Ketika kita terutama umat islam terlena dan dininabobokkan oleh kekukatan informasi dan teknologi tanpa mempunyai filter yang kuat dalam menyaring budaya sekuler, maka saat itulah kita aka menemui kehancuran. Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil adalah kemajuan teknologi ini berimplikasikan dua hal, sekaligus antara posiitiv dan negativ. Tergantug pada siapa yang paling banyak menginstal konsep, pemikiran, budaya dan nilai kedalamnya. Jadi berhati-hatilah hidup di zaman sekarang ini.